Minggu, 07 November 2010

Channel page - Channel Bulletins

Channel page - Channel Bulletins

DIRIKU, SAUDARAKU DAN TUHAN

Saudaraku … ?
Disela tebalnya debu dan gemuruhnya batu kau menjerit-jerit …
Diantara ribuan wajahmu berkabut, saat terdengar gemuruh dan gelegar
Letusan gunung berapi …Ombak dan badai banjir yang menggulung ...
Bumi yang longsor menerpa …
Rumah huni dan tanah kehidupanmu, hancur tinggal puing dan arang
Wahai Tuhan dengarkanlah jeritan mereka … ?

Tuhan hentikanlah cerita penderitaan pada saudara kami disana ...
Mereka adalah orang yang tak pernah hidup manja
Tak bercela dan tak ternista …
Tuhan wahai Engkau dzat yang Maha Adil dan Bijaksana
Tolong penderitaan saudara-saudara kami
Yang di Merapi, Wasior, Mentawai pindahkan ketempat
Dimana banyak orang yang berbuat segala macam perkara dan dosa
Ditempat dimana orang yang hanya menghamburkan uang untuk pergi keluar negeri, akan tetapi mereka tidak pernah melihat dan mendengar …
Penderitaan, jeritan dan rintihan tangis saudara-saudara kami
Yang tertimpa bencana dan Musibah …
Dengar dan ingatlah …!!
Kami sudah bosan dengan ucapan bela sungkawa, simpati dan empati belaka …

Tuhan tolong hentikan … ?
Detik-detik duka yang berpacu pada saudara kami
Tuhan tolong dengarkan … ?
Hingar tangis dan keras jeritan tak puas
Dari mereka yang resah bertanya

Begitu berat beban yang Kau datangkan pada mereka disana
Debu dan panasnya lahar datang menghanguskan bumi mereka …
Gulungan gelombang laut dan derasnya desir air bah yang meluluh lantakan
Kesentausaan dan kebahagiaan mereka …
Tuhan mengapa Engkau begitu murka
Apakah ini Adzab-MU wahai Tuhan sang maha Pengasih
Sungguh aku tak mengerti ... ?
Tuhan ampunilah dan maafkanlah diriku dan saudara-saudara kami

Wahai saudara-saudaraku yang berbahagia dan sejahtera
Ulurkan tangan bantulah sesamamu


Terima kasih,
By : WAWAN 05 November 2010

Rabu, 03 November 2010

GUNUNG MERAPI DAN KONSISTENSI MBAH MARIJAN MERUPAKAN SIMBOL MITOS YANG HARUS DITAULADANI OLEH BANGSA INDONESIA

Sore hari 26 Oktober 2010 Gunung Merapi kembali menumpahkan wedus gembelnya dibelahan wilayah Jawa Tengah, banyak saudara-saudara kita disana mengalami dampak dari bencana meletusnya gunung merapi tersebut.
Fenomena bencana alam yang terjadi secara bersamaan dinegeri ini merupakan sebuah musibah yang benar-benar terjadi karena analisasi dan rekontruksi yang terhitung secara rinci atas faktor-faktor perubahan dari alam itu sendiri yang sama-sama tidak dikehendaki atau diinginkan oleh kita semua, akan tetapi kehidupan alam merupakan bukti gejolak-gejolak perubahan yang harus kita jadikan hikmah dan pelajaran bagi umat manusia yang hidup ditanah air tercinta ini, untuk lebih memperhatikan, memelihara dan mencintai, lingkungan dengan serta mertanya.
Dengan fenomena bancana alam yang terjadi saat ini secara tidak sadar semua lebih banyak tertuju pada bencana meletusnya gunung merapi, padahal bencana alam yang terjadi banyak bermunculan di beberapa wilayah negara Indonesia, dari bencana banjir, longsor, gempa bumi, tsunami dan gunung meletus.

Ada apakah dengan Merapi dan Mbah Marijan?
Kedua fenomena ini adalah dua sisi yang seakan-akan tidak terpisahkan, secara kajian ilmiah (fisik) hubungan kedua sisi tersebut tidak ada kaitannya, karena kodrat kehidupan benda alam dengan manusia sangat berbeda, akan tetapi kalau kita kaji dari tinjauan metafisik atau unsur hidup kedua sisi tersebut sebaliknya sangat terkait sekali dan saling berhubungan.
Dengan kesempurnaan akal fikiran manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan wujud keterkaitan antara hidup alam dan manusia untuk mengetahui hakekat Tuhan adalah Dzat atau Maha Hidup yang kekal abadi, substansinya bahwa manusia itu berkewajiban melaksanakan Sunnatullah memelihara, menjaga, memperhatikan dan mencintai lingkungan serta alam semesta ini. Jadi mengenai mitos angka 26 yang ramai dibicarakan oleh para ahli metafisika itu sebenarnya hanya sebuah simbol ajakan kepada kita sebagai peringatan atas rangkaian bukti peristiwa yang tejadi.
Apalagi kalau dikaji dari kata filsafat bahasa arab yaitu NAR dan NUR, Merapi asal dari kata NAR yang artinya Api, sedangkan sosok kuncen Mbah Marijan yang sederhana, jujur, konsisten, sahaja, polos dan apa adanya merupakan penggambaran dari asal kata NUR yang artinya Cahaya, keterkaitannya semakin menjadikan makna yang senantisa berdampingan dan tak terpisahkan. Namun yang harus kita sadari sejogianya bukan hanya masalah mitos atau lain-lainnya.

Gunung Merapi adalah sebuah lambang emosional yang berapi-api dari makhluq atau benda alam yang mempunyai kekuatan hidup dan produktif magmanya yang terkandung diperut bumi. Maka pada saat bergejolak dialam kehidupannya seakan berontak ingin meluapkan kemarahannya juga sama yang dirasakan oleh alam–alam lainnya, seperti bumi berontak dengan longsor dan gempanya, lautan menghamparkan dengan tekanan gelombangnya, langit menurunkan dengan deras hujannya, angin menghamburkan dengan dahsyat pusaran badainya dan sebagainya.
Disinilah kita sebagai manusia yang dimuliakan dan disempurnakan oleh Tuhan sang Pencipta dengan akal fikirannya bertugas untuk memperhatikan baik secara fisik maupun metafisik tentang gejolak-gejolak alam yang sudah bermunculan saat ini.

Sosok Mbah Marijan menjadi bukti atau tauladan yang terpilih atas pemilik Dzat atau Maha Hidup ini sebagai pertimbangan dan pemikiran logis yang harus dierima oleh bangsa kita. Beliau sebagai Abdi dalem keraton Jogjakarta atau kuncen yaitu sebuah jabatan informal tanpa harus memiliki gaji jutaan rupiah, fasilitas mewah dan tunjangan kesejahteraan lainnya layaknya para pemimpin formal di Negeri kita ini, walaupun hanya berbeda sistem, skema dan mekanisme tanggung jawab pekerjaan yang diembannya sebagai amanah. Tapi disini yang harus patut kita fahamai dan tauladani bersama dari seorang Mbah Marijan adalah kesederhanaan, kesahajaan dan konsistensinya yang penuh rasa tanggung jawabnya pada sebuah tugas yang diembannya sebagai Abdi Dalem atau kuncen. Beliau mengakui dirinya hanya sebagai manusia biasa yang tak luput dari segala kesalahan, tidak mempunyai kelebihan dan yang menjadi pembelajaran untuk kita bersama adalah pengakuan dirinya adalah pendidikan sekolahnya SD pun tidak tamat, akan tetapi sosok Mbah Marijan tetap teguh dan mempunyai rasa tanggung jawabnya sebagai kuncen Gunung Merapi, jadi beliau sepertinya lebih enjoy untuk menikmati hidupnya yang tidak mau terkontaminasi dengan hal-hal lain yang dapat mengganggu serta menghalangi perjalanan tugas amanahnya.
Dengan sifat kesederhanaan, kesahajaan dan konsistensinya sosok Mbah Marijan itulah yang patut kita contoh dan dijadikan aspirasi oleh anak bangsa atau pengabdi negara yang mempunyai tugas serta tanggung jawab sebagai pemimpin di Negeri ini.
Bumi negeri kita dan Alam semesta raya yang hidup ini telah mencatat sejarah dan ajaran yang ditanamkan oleh sujudnya Mbah Marijan saat hidupnya berakhir dengan seiring luapan lahar panasnya Gunung Merapi.

Peristiwa dan sejarah dinegeri kita ini seharusnya kita jadikan referensi dan orientasi untuk membangun Indonesia, tanpa terkontaminasinya oleh kepentingan-kepentingan belaka. Kesederhanaan, kesahajaan dan konsisitensi-lah yang harus di miliki oleh jiwa pemimpin-pemimpin kita, maka kesejahteraan dan kemakmuran bangsa ini akan segera terwujud meskipun sedikit demi sedikit, tahap demi tahap akan dirasakan oleh bangsa ini.
Sadar dan ingatlah saudara, para tokoh-tokoh mulia dinegeri ini satu demi satu telah meniggalkan kita semua, perhatikan dan belajarlah pada keluhuran serta kemulian yang telah diajarkan oleh sosok tokoh-tokoh bangsa ini.
Bumi. Gunung-gunung dan lautan nusantara ini adalah karunia kekayaan dari sang Pencipta yang harus kita pelihara dan kita jaga bersama, jangan hanya dieksploitasi dan dijual dengan alasan kepentingan semata.

Selamat jalan Mbah Marijan … !!
Doa tulus kami semua mengiringi kepergianmu menuju keagungan Illahi … !!
Redamkan dan diamkanlah amarahmu wahai Merapi … !!



By : WAWAN .K
30 Oktober 2010

Email :
onekarya@gmail.com

Jumat, 29 Oktober 2010

KAMI MENYAPA


Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Selamat dan Sejahtera RAKYAT marginal seperti saya se-Indonesia … !!

Wahai Bapak Pemimpin Negeri
Apakah benar Anda sebagai pengabdi Negeri yang sejati … ?

Kenapa dan Kapankah … ?
RAKYATmu bisa mengakhiri penderitaan, kesusahan kalau situasi dan kondisi Negeri yang Anda pimpin seperti ini … ?
RAKYAT-mu hampir hilang ke-sejati-an diri berontak nuraninya demi mengisi hidup-hidup yang tak ada arti di Negeri sendiri.
Injakkanlah kedua kaki Anda dibumi pertiwi ini dengan sepenuh hati tanpa mimpi-mimpi yang tak pasti … ?

Wahai Anggota DPR RI dan Menteri
Apakah benar Anda sebagai pembawa dan mewakili amanah aspirasi seluruh Rakyat Negeri  ini … ?

Kenapa dan Kapankah … ?
RAKYAT ini bisa merasakan aspirasinya, kelayakan hidupnya tanpa jeritan tangis yang diratapi sehari-hari untuk mencari sesuap nasi dan tanpa melihat Anda hanya mementingkan diri sendiri dan kroni-kroni untuk memperkaya materi, menuntut keistimewaan, pengkhususan personality melupakan RAKYAT yang kau wakili hidupnya semakin bertambah susah, miskin, menderita, kejelataan menjadikan status abadi.
Duduklah dikursi dan mobil dinas istimewa sebagai pengantar pribadi Anda untuk bertugas dengan jiwa manusiawi namun tidak hanya dengan janji-janji abadi … !!

Wahai para Partai Politik
Apakah benar Anda sebagai para ahli politisi yang memiliki tekad membangun Negeri dengan pribadi bersih, niat tilus-suci dan manusiawi … ?

Kenapa dan Kapankah … ?
RAKYAT ini sesekali bisa melihat dan mendengarkan kepastian arah Negeri ini tanpa menggembor=gemborkan dan merangkai-rangkai kualisi, konsolidasi, konsolisiasi dan seterusnya, akan tetapi Anda tidak melihat dan mendengar  RAKYAT negeri ini sudah lelah dan letih dengan wacana-wacana politisi yang tidak bisa difahami dan dimengerti.
Bentuklah parpol dan strategimu sebagai wacana pendidikan moral patriotisme tanpa mengorbankan kehidupan dan meporak-porandakan Negeri ini dengan arah dan siasat politik yang tidak pernah bisa difahami dan tidak pasti … !!

Wahai  aparat Polisi dan Hukum RI
Apakah benar Anda sebagai aparat yang mengayomi, melayani, melindungi dan menjunjung tinggi martabat kebangsaan Negeri ini dengan sepenuh hati dan nurani …?

Kenapa dan Kapankah … ?
RAKYAT ini bisa mendapatkan kedudukan serta status martabat keadilan hukum yang arif, adil dan bijaksana sebagai Bangsa tanpa dengan intimidasi, tekanan politik, penganiayaan, pemerkosaan hak manusia, penyiksaan lahir – batin, menggunakan tembakan amunisi dan letupan-letupan kewenangan institusi.
Pakailah lencana, pangkat dan seragam Anda sebagai pengabdi atau aparat Negeri demi menjunjung martabat manusiawi secara hukum dan asasi, tanpa penegakkan keadilan yang tidak harus melihat siapa dan siapa pada yang melanggar atau pelanggar hukum dibumi pertiwi ini … !!  

Wahai para Pemuka dan Ormas Agama
Apakah benar Anda sebagai tokoh yang mengemban tugas suci pada jalan ILLAHI dengan sepenuh jiwa dan hati yang tanpa Tendensi … ?

Kenapa dan Kapankah … ?
RAKYAT ini bisa mendapatkan kepercayaan dan keyakinan tanpa kebimbangan atau keragu-raguan, kehilangan eksistensi psikologis kepada Anda yang dipercaya sebagai panutan, pembimbing juga pengajar tanpa tendensi dan kepentingan ketokohan … ?
Bangunan pondasi mental dan moral Anda adalah anutan, bimbingan dan ajaran nilai-nilai mental, moral secara ruhaniah anak-anak Negeri ini akan tetapi tidak dengan hukum, dalil serta nilai-nilai ke-TUHAN-an sebagai indikasi dagangan spiritualisasi. 

Wahai kawan-kawan Mahasiswa dan Mahasiswi
Apakah benar Anda sebagai Anak bangsa pejuang akademisi sejati yang bisa merubah Negeri ini dengan aksi demontrasi dan anarkisasi … ?   

Kenapa dan Kapankah … ?
RAKYAT ini merasakan hakekat kebanggaan dengan perjuangan serta pengorbanan Anda sebagai akademisi yang berorasi dan berdemontrasi demi membela kepentingan Negeri ini.
Almamater dan Akademisi Anda adalah simbol penerus atau generasi perjuangan dan kobaran kepahlawanan yang luhur negeri ini, tapi janganlah memperjuangkan orasi-orasi yang tertumpangi kepentingan atau emosi-emosi yang tidak Akademisi sejati … !!
Gerakan demontrasi Anda adalah junjungan tinggi Akademisi sebagai kontribusi kepedulian luhur dan sejati pada seluruh lapisan Negeri ini, tapi janganlah jadikan gerakan demontrasi menjadi gerakan peperangan dan anarkisasi yang terbeli dengan sesuatu hal yang dipertanyakan … ?
Kenapakah Orasi dan Demontrasi yang Anda gerakan berapi-api hanya mengejar ambisi dan emosi semata, rela merusak dan menghancurkan bumi pertiwi ini dengan peperangan dan anarkisasi … ?
Sebenarnya RAKYAT ini bangga dan menanti kehadiran Anda sebagai Akademisi pejuang yang bercita-cita luhur dengan pengharapan bisa berdampingan dan berangkulan tangan untuk saling menjaga dan melindungi Negeri Persada Nusantara ini dari para wahai-wahai yang sengaja merusak moral, mental dan menghancurkan atau memporak porandakan kemakmuran serta kesejahteraan RAKYAT di Negeri ini … !!!     

Kepada para wahai-wahai yang kami hormati …. !!
Kami ini juga bagian dari Indonesia dan sebagai Anak atau Rakyat Negeri ini, tapi kenyataan ini hanya harapan = harapan mimpi yang tak terwujud.
Hidup kami hanya terbebani oleh dosa-dosa yang telah dilakukan dan dipelihara dalam kepentingan pribadi dan golongan Anda … !!
Apakah salah Kami pada Anda … ??
Seakan-akan tidak pernah usai situasi dan kondisi seperti ini, meskipun silih berganti siapa saja Anda yang telah memimpin dan menjabat di Negeri ini … ?
Tapi kami tetap bersyukur kepada Gusti ALLAH yang Maha segala ke Maha an-NYA masih melindungi kami dari keamburadulan Negeri ini dan kami sangat yakin dan seyakin-yakinnya ke-ADIL-an serta ke-BIJAK-an Gusti ALLAH pasti akan datang dengan tiba-tiba, apabila si penganiaya, penghancur dan pengrusak bumi dan nasib RAKYAT Negeri Pertiwi ini … !!

Kami hanya bisa diam berdo’a dan terus berdo’a :

Bismillahir Rohmanir Rohim
Allaahumma sholli alaa Muhammad, Ya Robbi Sholli alaa Muhammmad

“ Ya Gusti ALLAH yang Maha Pengasih dan Penyayang, perkenankanlah Engkau tempatkan ungkapan syukur dan terima kasih kami sebagai hamba dan Abdimu pada tempat kebijakan dan kearifan-MU “

“ Ya Gusti ALLAH yang Maha Pengampun dan Pemaaf, Ampunilah salah, khilaf dan dosa hamba baik yang sengaja maupun yang tidak hamba sengaja dari perilaku dan perbuatan-perbuatan hamba yang merugi dari jalan-jalan yang telah Engkau ridloi “

“ Ya Gusti ALLAH yang Maha Pelindung, Maha Mengetahui dan Maha Mendengar, berikankah Perlindungan dan kekuatan memegang kuat-kuat Iman dan Islam, lahir dan batin serta jasmani dan ruhani hamba ini, agar senantiasa dapat menjalankan segala perintah dan menjauhi semua larangan-MU “

“ Ya Gusti ALLAH yang Maha Kuasa, Adil dan Bijaksana perkenankanlah hamba-hambamu yang teraniaya dan terdholimi ini memohon dan meminta kepada-MU perlindungan, kekuatan, ketabahan dan kesabaran untuk menjalani, melaksanakan, merasakan hidup serta kehidupan yang telah diamburadulkan oleh kelompok-kelompok orang yang berpura-pura baik, sosial tidak pamrih dan tendensi tapi berhati keji di Negeri ini “

“ YA Gusti ALLAH yang Maha  Pemberi dan Pemurah, berikanlah kesejahteraan, kemakmuran, kedamaian dan kesentausaan kepada Rakyat dan Bumi Negeri Indonesia ini “

Amien … Amien … Amien Ya Robbal ‘ Alamien … !!!

Damailah Bangsa dan Negeriku …
Sejahteralah Rakyat-rakyat yang telah tertindas kebahagiaannya …
Makmur dan sentausalah bumi Negeri tercintaku …
Allahu Akbar … Allahu Akbar … Allahu Akbar … !!!
Merdeka …!!!

Ingat dan lihatlah dengan mata lahir dan batinmu … ??
Para wahai-wahai yang di atas sekarang masih ada dan banyak RAKYAT yang tidak mampu meneteskan air mata kebahagiaan, jiwa dan raganya sekuat tenaga menahan semua kepedihan, kesengsaraan, penderitaan, keteraniayaan, kebatilan, keresahan, kegundahan dan kegelisahan untuk menjalani hidup dan kehidupan di Negeri yang katanya sudah Makmur. Maju, Berkembang dan Modern ini … !!!


Salam kemerdekaan
Terima kasih

By : WAWAN .K
24 Oktoner 2010

Sabtu, 23 Oktober 2010

FENOMENA

Zaman adalah merupakan sebuah proses perputaran dari masa dan periode  yang telah berlalu dengan begitu cepat, kenyataan ini selalu menjadikan fenomena pemikiran serta penglihatan pada setiap mata kita. Maka sudah seyogianya kita semua sudah bisa melihat, merasakan  dan memikirkan semua realita dengan begini-begitu adanya. Banyak persoalan yang masih terdapat pada lingkungan peradaban sosial  manusia saat ini,
Begitu juga dengan para politisi atau calon legislatif yang hendak sibuk dengan pencalonan dirinya. Dalam hal inilah terdapat suatu kontrak pada siapapun yang terkait pada masa pendukungannya, sebaliknya menjadikan problematik sosial pada masyarakat untuk menilai pola-pola indikasi yang membedakan pada seorang legislatif sudah menduduki kursi jabatannya.

Karena pola pikir seorang politikus dengan seorang pekerja sebenarnya merupakan dua kutub yang berbeda, karena seorang pekerja akan bertanya berapa upah yang harus diterima ketika tenaganya sudah digerakkan, sementara seorang politisi akan berfikir jabatan apa yang harus didapat ketika akan melakukan sebuah aksi.
Sekarang antara pekerja dan politisi hanya dibatasi sebuah koridor yang rapuh, belakangan politisi akan berhitung dengan rupiah ketika tengah berusaha mengejar kekuasaan.
Besaran dana yang dikeluarkan ketika menggerakkan massa, saat kampanye akan dihitung sebagai modal, berikutnya ketika kekuasaan dan jabatan sudah didapat, mereka akan berusaha untuk menarik kembali modal itu.
Bahkan kalau perlu sekaligus dengan keuntungan yang berlipat ganda, hitungan matematika dan yang dikeluarkan perlu rentang waktu dengan batasan waktu 5 tahun masa jabatan, sementara itu sejumlah tanggungan harus diselesaikan secara instant.

Persoalannya legislatif atau anggota dewan bukanlah sebuah pekerjaan dengan kompensasi penghasilan yang sudah dipatok oleh bagian kepegawaian. Dewan adalah sebuah profesi yang tidak harus diberikan standart besaran gaji. Artinya konotasi standartisasi itu bisa standart kecil, standart normal atau standart yang lebih besar, karena melihat dampak dari itu semua menjadikan celah atau indikasi dari suatu penyelesaian pribadi yang instant itu sendiri. 

Dibalik fenomena ini terbesit pada hal kebutuhan manusia itu tidak dapat diukur dengan bandrol atau tabel, ketika perutnya keroncongan si miskin akan berkata makan apa kita hari ini, sebaliknya untuk kaum berduit akan berfikir apa yang harus kita makan dengan rupiah yang dikantongi.

PANCASILA DAN HAM

PANCASILA

  1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
  2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
  3. PERSATUAN INDONESIA
  4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN / PERMUSYAWARATAN DALAM PERWAKILAN
  5. KEADILAN SELURUH RAKYAT INDONESIA

Pertanyaannya kenapa Pancasila sila pertama “ Ke-Tuhanan Yang Maha Esa “ …??
Rakyat kita menyukai, menerima dan setuju adanya materi yang Religius, kita sadar adanya dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Karena kita sadar ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, maka tidak mengada-ada apabila semua ciptaan Tuhan saling tolong menolong, gotong royong dan saling membantu, lahirlah sila kedua “ Kemanusiaan yang adil dan beradab “.

Supaya menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan dan  kegotong royongan yang tinggi diwujudkanlah sila ketiga   Persatuan Indonesia “.

Gotong royong & persatuan terwujud apabila dalam memilih wakilnya dalam kelompok berbangsa dan bernegara terlahir sila keempat “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan / permusyawaratan dalam perwakilan.

Berarti sepakat dengan ideologi  demokrasi, bebas dan terbuka. Semuanya dapat diwujudkan didalam sila kelima “ Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia “.

Ideologi Nasional Pancasila telah dikhianati dan diselewengkan oleh kaum borjuis Nasional (penjajah bangsa sendiri) yang didukung oleh penjajah international , sehingga terjadi perubahan fatal berupa :

  1. Ke-Tuhanan Maha Esa bergeser bisnis Tuhan jadi Panutan.
  2. Kemanusiaan bergeser penghisapan manusia atas manusia.
  3. Persatuan Indonesia bergeser konflik berkepanjangan.
  4. Demokrasi bergeser tirani atau demokrasi sakit-sakitan.
  5. Keadilan sosial bergeser si kuat menindas yang lemah, si kaya memeras yang miskin


HAK ASASI MANUSIA
Berbicara Pancasila dan HAM ibaratnya mata uang logam antara gambar satu dengan gambar lainnya yang tidak dapat dipisahkan, saling dibutuhkan dan saling membutuhkan, saling dijiwai dan saling menjiwai semua ini diwujudkan dalam cita-cita Proklamasi, yaitu :

-         Kemerdekaan itu adalah Hak segala bangsa oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

-         Atas Rahmad ALLAH SWT dengan ini bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, (Pendiri Republik Indonesia ini ada kemauan, berani, bersih, dan mendapat dukungan rakyat untuk melaksanakan kewajiban asasi guna terlindunginya Hak Asasi Manusia) semuanya dilaksanakan dengan landasan Idiil Pancasila landasan kontitusional UUD 1945, Pendiri Republik Indonesia selalu melakukan Clean House dibidangnya.

Bahwa kemerdekaan itu adalah HAK atas manusia yang hidup dibumi Negara Indonesia dan dalam naungan Pancasila dan Konstitusional Undang-undang Dasar 1945.
Artinya siapapun manusianya sebagai Warga Negara dan hidup dibumi Negara Indonesia berhak mendapatkan perlindungan HUKUM secara Adil yang seadil-adilnya, jadi seyogia-nya serta sepatutnya janganlah ada kesenjangan, pemerkosaan hak manusia, tidak ada keadilan, penekanan, penganiayaan.

Maka tegakkanlah Hukum dengan adil, kebenaran, kejujuran ..!!!
Hakekatnya siapapun manusianya yang salah dan melanggar hukum dengan tegas harus di adili dan dihukum yang sesuai dengan konstitusi yang berlaku di Negara Indonesia ini.
Jangan ada lagi tontonan….. !!!

Manusia yang lemah hanya dijadikan korban HUKUM dan POLITIK ( ketidak adilan )
Ingat Hak kemanusiaan anda dan kami itu sama dan harus dijunjung tinggi kemartabatan-nya.
Negara ini bukan untuk dan milik golongan sebagian manusia yang hidup dibumi Negara Indonesia, akan tetapi Negara ini secara utuh milik seluruh Manusia yang hidup di Negara Indonesia.

Kenapa dan mengapa Keadilan tidak pernah ada …??
Akan tetapi kenyataannya selalu seperti Elit politik mementingkan pribadi, golongan dan kelompoknya menjauhi kepentingan Rakyat dan Nasional.

Tidakkah Anda merasa malu dengan niat luhur para pendiri Negara Republik Indonesia yang sama-sama kita miliki ini …. Pengkhianat …!!!

Tidakkah Anda sadar dan merasa bersyukur atas Rahmad Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha penolong dan Segala Maha -NYA yang sama-sama kita Yakini dan kita Imani ….. Laknat …!!!